Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2015

Terima Kasih, Guru!

Sumber: https://4.bp.blogspot.com/ Sumber : http://i1242.photobucket.com/ Persahabatan adalah jalinan murni tak pandang bulu. - Darimana saya memulainya ya?.... Mmmm, Ya, wanita ini pertama kali saya kenal, dulu, di masa SMA. Awalnya saya tidak terlalu akrab karena saya terhitung murid pindahan. Saya memilih untuk lebih dulu mengakrabi kaum lelaki sekelas daripada "mereka". Hehe, bukan saya bermaksud pilih kasih, tapi itu lebih didasari rasa malu saya saja kepada "mereka". Satu hal yang saya ingat sebab saya memperhatikannya. Apa yang saya perhatikan darinya? Wanita yang semasa SMA duduk bersebelahan -meski tidak semeja- dengan bangku belajar saya ini, tidak pendiam, tidak juga diam jika diajak bicara oleh saya. Dia menjawab seperlunya saja. Teman semejanya ini, mmm...seperti koin, ya seperti koin. Sama-sama wanita, memiliki hobi yang sama, duduk di meja yang sama, meski begitu tetap mereka berada disisinya masing-masing. Terbukti mereka berdua sekarang ti...

Hai, Saya Siska -tapi cowok- mling

Gue kadang suka heran aja, ya heran dengan pic profil user-user di internet. Memang sih kalo dilihat dari sisi boleh atau nggak bolehnya, ya jawabannya boleh-boleh aja. Tapi, kalo dilihat dari motifnya? Ya gue nggak bisa jawab boleh atau nggak boleh, wajar atau nggak wajar, sebab yang tahu apa motifnya ya si pengrajinnya sendiri.

Waktu Tertunduk Terkalahkan

Logo Aku lelah mengejar waktu. Fatamorgana kuberlari ke depan, tapi nyatanya yang kukejar adalah waktu lalu. Menghela napas barang sejenak dan kuberteduh duduk di bawah pohon perenungan sambil menunggu sang pohon menjatuhkan buahnya barang sebiji, itu tak mengapa. Sejuk angin menerpa badan berpeluhku setelah sekian lama mengejar. Sebenarnya, siapa yang mengejar? Aku? Atau waktu? Jika waktu yang benar mengejarku, mengapa dia tak pernah lelah? Bersandar di batang pohon menikmati sejuk angin, hingga pergi kesadaranku, mengikuti jiwa kemana. Hei!!! Mengapa jiwa yang mengajak kesadaranku pergi membuat diriku sadar bahwa aku bisa berada di masa laluku? Bahkan diajaknya aku ke satu waktu yang aku sulit menjawabnya, apakah waktu di waktu itu tertinggal jauh olehku? Atau waktu di waktu itu lelah sehingga beristirahat sejenak? Mengapa? Semua ini nyata! Mungkin semua orang mengatakan apa yang aku alami adalah mimpi. Tapi ... bukan! Ini bukan mimpi. Kesadaranku sadar bahwa bersama jiwa aku...

Aku, Pemulung Yang Berkepala Keras!

Ya, itulah aku. Banyak yang bilang kalau aku ini berkepala keras, jika sudah punya keinginan terhadap sesuatu, itu harus, itu bisa, itu berhasil. Memang, beberapa bulan belakangan ini aku memiliki satu keinginan, satu keinginan 10 tahun lalu yang muncul tiba-tiba kembali. Ya, cuma satu. Akibat dari kepalaku yang keras sebab menginginkan yang "satu" itu membuatku mencari, mengais dengan tongkat "penasaran" pemulungku, semua hal-hal yang bisa membantu mewujudkan "satu"-ku, baik itu berupa informasi-informasi, dan lainnya. Dalam bulan-bulan itu ada satu waktu aku merasa "kram' otak, sebab dari semua yang tongkatku masukan ke dalam keranjang hasil memulung, tidak aku sortir terlebih dahulu. Akibatnya? Kram otak-ku. Relaks-ku sejenak menunggu hilang kram.

Rahim Sang Penulis

Hmmm, masih saja saya hadir di sini bertemakan tulisan artikel tentang, menulis, menulis dan ... menulis. Kenapa? Ya saja juga nggak bisa jawab! Begini, mmmm, sebentar, sebentar ... Maaf, barusan saya gosok-gosok hidung saya dulu karena gatal. (mungkin mau flu ya?). Begini, pembaca mungkin pernah memperhatikan tulisan anak-anak, atau mungkin dulu waktu kita masih sekolah ditingkat SD, tulisan kita pernah dikomentari, "Aduh, tulisan kamu bagus ya Nak." atau, "Yah Nak, tulisan kamu kok jelek ya, belajar nulis lagi ya Nak, biar bagus tulisan kamu." Sayangnya tulisan saya dari zaman SD sampai sekarang dikomentari dengan komentar mirip dengan komentar kedua. Mungkin anak-anak zaman sekarang juga masih mendapat salah satu di antara dua komentar barusan diatas. Ternyata, itu semua hanya sekadar tulisan.

Ibu, Merdeka Harimu Kapan?

Ibu, merdeka harimu kapan? Setiap hari aku melihat engkau penuh peluh menggendong anak-anakmu. wajahmu penuh jelaga debu perapian memasak sederhanamu, meski kadang apa yang engkau masak terbuang percuma begitu saja. Waktu-waktumu penuh keringat, jelaga, keletihan dan bau kurang sedap. Anehnya wajahmu tidak terlihat ber-air merah 'marah'. Hanya air jembar yang mengaliri setiap lekuk-lekuk mata air bercampur peluh wajahmu hingga berkilauan kulihat. Tapi itulah engkau adanya, ibu. Meski nantinya mungkin engkau dikhianati oleh anak-anakmu sendiri yang pernah lahir dari rahim-mu, seolah-olah mereka lupa atau pura-pura lupa. Tidak beranjak sementara aku memperhatikanmu. Sementara aku menoleh melihat se-isi rumahmu kini, berantakan! Entah kemana perginya anak susuanmu kini, mungkin sebagian ada di negeri seberang berfoya-foya tak pernah kurang. Getirmu menjadi manis untuk mereka. Sedihmu menjadi tertawa mereka. Ah ... Ibu, merdeka harimu kapan? "Mungkin setel...

Merenung Sambil Ngupil

Hidup di zaman gue ini penuh keanehan. Atau mungkin, bukan si zaman yang sebenernya aneh, tapi gue. Ah nggak tau lah. Tapi kalo emang bener ternyata diri gue yang aneh, masa gue harus kemas semua barang-barang gue terus pindah cari zaman yang pas buat keanehan gue? Emangnya mesin waktu udah masuk pasar eceran dan bisa dibeli bebas? Atau gue harus ikut "Program Transmigrasi" pindah ke planet Mars? Boro-boro gue bisa ikut program itu, lha ... kalo gue traveling kemana-mana aja kudu selalu bawa yang namanya minyak angin (minyak angin? Ckckck). Kalo gue bener diajak ikut "Program Transmigrasi" ke planet Mars, paling banter cuma jadi manusia percobaan aja, buat ngetes berapa lama manusia kuat megap-megap di planet Mars.

Lanjutan "Inilah....."

Melanjutkan topik tentang gaya menulis tulisan yang saya posting di: Inilah... . Ya ini menurut versi saya dulu aja deh ya. Gaya menulis itu tergantung dari mood si penulis saat menulis apa yang ditulisnya. Satu waktu melow, lain waktu below. Satu waktu penuh kalimat yang semangat, di lain waktu bisa loyo (kalimat yang loyo itu seperti apa sih???). Satu waktu seorang penulis itu bakal ngeh , mood yang bagaimana yang menghasilkan tulisan bagus secara obyektif, diterima dan dipahami pembacanya. Ini semua didapat berangkat dari rutinitasnya menulis. ditambah juga dari interaksinya dengan lingkungan sekitar penulis itu sendiri. Kalo penulis itu sering berinteraksi dengan kalangan-kalangan pemikir, gaya menulisnya banyak tertular dari hasil interaksinya dengan kalangan pemikir itu. Jadi, baiknya seorang penulis itu banyak berinteraksi dengan berbagai macam kalangan. Jangan pilih-pilih. Sebab semua kalangan mempunyai cerita , semua kalangan mempunyai " sesuatu" yang bisa diang...

Menulis dengan Jari Telunjuk

Hai. Saya masih belum puas. Appaaa? Maksudnya, saya masih belum puas menulis topik artikel tentang menulis. Ya sambil saya terus menulis artikel ini siapa tahu ada Mang Inspirasi lewat dan berhenti, lalu bertanya sama saya, "Jang, mau inspirasi?" Bagi Anda yang mau mulai menulis –begitu juga saya–, perlu Anda ingat bahwa menulis perlu dilatih, sama seperti seorang bayi yang berlatih untuk berdiri. Si bayi itu tidak serta merta langsung berdiri sambil mengangkat satu tangan tinggi-tinggi –bayangkan Ncing Super Hero–, lalu bicara, "Aku bisa!!" Memang benar sih semua perbuatan pastilah punya tujuan. Tapi ... untuk sampai ke tujuan itu, kan perlu proses. Mulailah menulis dan ikuti prosesnya.

Siapa Pasangan Penulis Itu?

Artikel ini melanjutkan artikel sebelumnya yang berjudul: Sudahkah anda berbicara hari ini? . Hanya saja apa yang saya bahas di artikel ini lebih mencoba menggali lebih dalam dengan dua jari, menggali satu kata yaitu: Menulis. Jangan terkejut ya, sebab apa yang coba saya gali dari kata "menulis" ini tidak berasal dari sumber-sumber formal umumnya, tapi berasal dari apa yang ada di benak saya saja. Jadi jangan terlalu serius membacanya. Kalau setelah sampai di kalimat terakhir para pembaca bisa memahami apa yang tertulis di artikel ini, silakan melanjutkan browsing lagi. Jika belum? Restart Pc atau smartphone Anda (hehe).

Sudahkah Anda Berbicara Hari Ini?

Hai. Ada hal yang mengganjal dalam benak saya beberapa hari ini. Tapi bukan berhubungan dengan "galau" semacam itu ya ... hehee. Begini, dari apa yang saya tahu, –karena setiap hari seseorang berbicara dan menulis– menulis dan berbicara adalah media untuk menyampaikan atau memindahkan apa yang ada di benak seseorang, apa yang ada di pikiran seseorang kepada orang lain. Bisa jadi dan mungkin saja kemampuan setiap orang berbeda dalam hal mengolah dan mengelola "media" yang satu ini.