Skip to main content

Hai, Saya Siska -tapi cowok- mling

Logo
Gue kadang suka heran aja, ya heran dengan pic profil user-user di internet. Memang sih kalo dilihat dari sisi boleh atau nggak bolehnya, ya jawabannya boleh-boleh aja. Tapi, kalo dilihat dari motifnya? Ya gue nggak bisa jawab boleh atau nggak boleh, wajar atau nggak wajar, sebab yang tahu apa motifnya ya si pengrajinnya sendiri.



Ya gue kasih ilustrasinya dari kejadian nyata aja deh ya, biar yang baca artikel gue ini paham apa yang mau gue mau angkat dari artikel ini. Temen gue cerita kalo dia itu sudah beberapa bulan ini suka dapat pulsa gratis. Kenapa gratis? Sebab, selalu aja ada "seseorang" yang mengirimi pulsa elektrik ke nomor handphonenya. Lelaki ini tiap temen gue chatting ngalor-ngidul sama dia (lelaki), biasanya ujung-ujungnya temen gue ini suka minta dikirimin pulsa. Tapi ya caranya "halus" sih, nggak maksa. Dikirim ya sukur, nggak dikirimin ya diem aja, jarang jawab chatting-an itu lelaki. Alasannya : Nggak bisa balas sebab kuotanya habis. Yang bikin gue heran, rupanya setelah gue tanya siapa lelaki itu, temen gue itu jawab kalo lelaki yang biasa suka kirimin pulsa ke nomor handphonenya sudah dikenalnya, alias bukan temen kenal dari internet. "Oh, mungkin sebab sudah kenal makanya wajar aja dong kalo bantu temen pas butuh pulsa", bisik hati gue. Lalu temen gue kasih gue lihat apa aja isi chatting-an antara dia dan lelaki itu. Ya karena di-ijin-in, ya gue baca isi chatting-an mereka. "Kok mesra ya?", gue ngucap spontan. Temen gue cuma senyam-senyum aja. Gue belum ngeh. Lhaa, pas gue lihat pic profil temen gue itu, gue nanya ke temen gue,"Lha lu kan cowok!! Lu .....". Temen gue ngakak ketawa, lama berhenti ketawanya sebab gue ngomong itu. Temen gue nggak tersinggung sih sama ucapan gue -"Lu ....."- Akhirnya temen gue kasih penjelasan kalo motif dia pasang pic profil cewek cuma buat ngisengin lelaki -yang juga temennya- yang biasa kirim pulsa ke dia. Ckckckc. Tapi, kalo temennya temen gue itu sadar dan tahu kalo dicipoa-in? Gimana? Hehhee. Ya, akhirnya lelaki itu tahu juga sih, siapa pengrajin motif dibalik pic profil lawan chat-nya. Untungnya, mereka berdua temenan akrab, jadi tidak ada dendam di antara mereka berdua.

Foto Ilustrasi
Foto ilustrasi
Lalu, bagaimana dengan pengrajin profil pic cewek di internet, yang notabene tidak saling mengenal? Umumnya, mereka banyak follow-er, setiap apa yang dipostingnya selalu aja kolom komentar postingnya, statusnya, minimal ada yang terisi, bahkan kadang, bererot (panjang kaya ular,hehe). Tapi, tidak semua user jadi the lo ngop (terkesima) akibat pic profil para pengrajin itu, banyak juga mereka-mereka yang kritis dan bisa mengambil kesimpulan apa motif dibalik kerajinan pic profil para user internet itu. Dan ini bisa jadi sebaliknya, termasuk juga -mungkin- kaum perempuan yang memakai pic profil cowok keren, padahal pengrajinnya kaum perempuan.

Yaaaa, di internet memang begitu banyak polah, mulai dari yang kreatif ( + ), hingga kreatif ( - ). Tapi, kalo menurut gue sih, selain kreatif, ya kudu kritis juga.

Comments

Popular posts from this blog

Suatu Pekerjaan jika di Awali dari Hobi Biasanya Akan Berlanjut Menjadi Profesi

Cukur Asgar Pernah potong rambut? Pasti jawabannya,”Pernah.” Bahkan buat kaum lelaki, potong rambut adalah suatu hal yang rutin. Dimana biasanya kita memilih tempat untuk potong rambut? Biasanya para wanita lebih memilih salon daripada potong rambut ‘Asgar’. Hehehe. Nah, tulisan ini membahas sekitar potong rambut ala ‘Asgar’. Utamanya membahas seputar si tukang potong rambutnya. Ide menulis tema ‘Asgar’ ini Saya dapat dari obrolan ringan antara Saya dan seorang tukang potong rambut ‘Asgar’.

Rahim Sang Penulis

Hmmm, masih saja saya hadir di sini bertemakan tulisan artikel tentang, menulis, menulis dan ... menulis. Kenapa? Ya saja juga nggak bisa jawab! Begini, mmmm, sebentar, sebentar ... Maaf, barusan saya gosok-gosok hidung saya dulu karena gatal. (mungkin mau flu ya?). Begini, pembaca mungkin pernah memperhatikan tulisan anak-anak, atau mungkin dulu waktu kita masih sekolah ditingkat SD, tulisan kita pernah dikomentari, "Aduh, tulisan kamu bagus ya Nak." atau, "Yah Nak, tulisan kamu kok jelek ya, belajar nulis lagi ya Nak, biar bagus tulisan kamu." Sayangnya tulisan saya dari zaman SD sampai sekarang dikomentari dengan komentar mirip dengan komentar kedua. Mungkin anak-anak zaman sekarang juga masih mendapat salah satu di antara dua komentar barusan diatas. Ternyata, itu semua hanya sekadar tulisan.

Tidak Berselingkuh Terhadap Diri Sendiri

Say No? Ya! Say No!!! Ya, terlintas begitu saja, malam ini di waktu luang -sambil mendengarkan lagu favorit- saya ingin menulis, mengembangkan dari satu kata selingkuh menjadi beberapa paragraf kalimat di bawah ini. Awam dikenal bahwa kata selingkuh ini selalu berkaitan dengan hubungan lelaki-perempuan dan maklum-lah sehingga menjadikan kata selingkuh selalu melekat -jika- dua pihak itu yang berbuat.