Skip to main content

Inilah Aku

Inilah aku. Seorang anak manusia yang dibesarkan dari tempat penampungan. Seorang anak yang tak pernah mengecap setetes pun air susu ibunya dan belaian sayang bapaknya.

Aku dilahirkan normal, ya ... normal. Aku dilahirkan dari rahim ibu yang abnormal jiwanya. Seorang perempuan yang kalah perang dengan egonya sendiri lalu bersekutu dengan iblis. Sementara ayahku, cih! Lelaki ganteng berjiwa serigala yang mempertuhankan selangkangannya. Melalui mereka aku lahir dan akhirnya terdampar di penampungan.

Spesies-ku, yang memiliki nasib sama denganku, memang jumlahnya tidak banyak di muka bumi ini. Tapi, apa yang aku rasakan dari setiap detik yang aku alami, mungkin akan menghabiskan seluruh senyum kebahagiaan kalian dalam beberapa kejap saja. Kalian tidak percaya?
Apa kalian pernah merasakan rindu sekaligus dendam kesumat kepada orangtua kalian?
Apa kalian pernah merasakan benci kepada diri kalian sendiri?
APA KALIAN PERNAH MERASAKAN BAHWA KALIAN ADALAH SAMPAH DI KOLONG LANGIT INI?!

Sepertinya ini takdir hidupku, bersama dengan mereka, kawan senasib sepenampungan yang kuanggap sebagai kakak, adik, bahkan lebih lekat dari hubungan saudara sedarah. Bersama dengan para malaikat berwujud manusia yang begitu menyayangi, mencintai kami. Bersama dengan para dermawan yang sudi mendermakan hartanya untuk mulut-mulut perut kami, mulut-mulut akal pikiran kami. Aku dibesarkan bersama mereka semua.

Meski begitu, aku terhitung masih beruntung. Jika kalian tengok bagaimana nasib anak-anak manusia lain di belahan bumi perang. Yang menjerit dan menangis dengan air mata darah sebab melihat ayah, ibunya, mati! Nasibku masih sedikit beruntung dibandingkan mereka. Meski antara aku dan mereka sama. Sama tidak memiliki ayah, juga ibu.

Maka, ber-empatilah kalian. Sisipkan dalam doa-doa kalian sebuah bait doa untuk kami. Dan ... jika kalian mampu, bantulah aku menuliskan bait-bait puisi indah tentang ... ibu.


Comments

Popular posts from this blog

Suatu Pekerjaan jika di Awali dari Hobi Biasanya Akan Berlanjut Menjadi Profesi

Cukur Asgar Pernah potong rambut? Pasti jawabannya,”Pernah.” Bahkan buat kaum lelaki, potong rambut adalah suatu hal yang rutin. Dimana biasanya kita memilih tempat untuk potong rambut? Biasanya para wanita lebih memilih salon daripada potong rambut ‘Asgar’. Hehehe. Nah, tulisan ini membahas sekitar potong rambut ala ‘Asgar’. Utamanya membahas seputar si tukang potong rambutnya. Ide menulis tema ‘Asgar’ ini Saya dapat dari obrolan ringan antara Saya dan seorang tukang potong rambut ‘Asgar’.

Rahim Sang Penulis

Hmmm, masih saja saya hadir di sini bertemakan tulisan artikel tentang, menulis, menulis dan ... menulis. Kenapa? Ya saja juga nggak bisa jawab! Begini, mmmm, sebentar, sebentar ... Maaf, barusan saya gosok-gosok hidung saya dulu karena gatal. (mungkin mau flu ya?). Begini, pembaca mungkin pernah memperhatikan tulisan anak-anak, atau mungkin dulu waktu kita masih sekolah ditingkat SD, tulisan kita pernah dikomentari, "Aduh, tulisan kamu bagus ya Nak." atau, "Yah Nak, tulisan kamu kok jelek ya, belajar nulis lagi ya Nak, biar bagus tulisan kamu." Sayangnya tulisan saya dari zaman SD sampai sekarang dikomentari dengan komentar mirip dengan komentar kedua. Mungkin anak-anak zaman sekarang juga masih mendapat salah satu di antara dua komentar barusan diatas. Ternyata, itu semua hanya sekadar tulisan.

Tidak Berselingkuh Terhadap Diri Sendiri

Say No? Ya! Say No!!! Ya, terlintas begitu saja, malam ini di waktu luang -sambil mendengarkan lagu favorit- saya ingin menulis, mengembangkan dari satu kata selingkuh menjadi beberapa paragraf kalimat di bawah ini. Awam dikenal bahwa kata selingkuh ini selalu berkaitan dengan hubungan lelaki-perempuan dan maklum-lah sehingga menjadikan kata selingkuh selalu melekat -jika- dua pihak itu yang berbuat.