Waktu Bercerita Melalui Mulut Sejarah

Waktu melalui mulut sejarah sudah sering kali bercerita bahwa dirinya akan dihancurkan dan mati, kelak. Bercengkerama, dia bercerita dari mulai generasi awal manusia berpijak di bumi hingga generasi kini. Sebagian yang mendengar ceritanya tersungkur bersujud, sebagian tetap tegak berdiri meski akhirnya terkubur juga, dan sebagian lainnya terlupa dan dilupakan oleh sejarah.


Bibir sejarah tak jemu dan lidahnya tak kelu untuk menyampaikan berita tentang waktu. Terkadang dengan intonasi lembut, sedang, bahkan tak jarang keras bagai suara pecut petir menggelegar di langit hitam. Tegas bagai gunung tegak menjulang memuntahkan laharnya. Deras bagai sapuan ombak tsunami air laut tak terbilang. Adakah kalian teringat di zaman apa hari ini kalian hidup?

Kalian mempercayai atau tidak mempercayai cerita sang waktu, pun tetap hancur dan ... mati. Sebab umur kalian tidak lebih lama dari iblis. Lalu mengapa harus tertipu –untuk tak mempercayai cerita sang waktu– oleh kesombongan iblis jika pada akhirnya kalian akan menyesal di sisa umur kekal kalian kelak?! Sungguh itulah sebesar-besar penyesalan kalian kelak di sisa umur kalian yang kekal. 

Mengapa waktu begitu tulus dan rela selalu bercerita melalui mulut sejarah dari tiap-tiap generasi kalian? Sebabnya adalah, waktu diciptakan untuk tunduk mengabdi sedangkan kalian diciptakan untuk diuji. Ber-terima kasih-lah kepada sang waktu. Meski sang waktu kelak tak merasakan surga kalian kelak, namun dia tetap tersenyum kelak. Mengapa? Karena setelah itu ia akan menjadi kekal, sama seperti kalian. 

Comments

Pos Populer