Skip to main content

Kambing Zaman Dulu Makan Rumput Masih Gratis, tapi Kambing Zaman Sekarang?

Banyak yang bilang, hidup di zaman sekarang itu lebih sulit daripada hidup di zaman sebelumnya. Yaa, memang sih ada benarnya pendapat itu. Itu bisa dibuktikan dengan cara bertanya sama para nenek dan para kakek. Dan jawaban mereka umumnya membenarkan. Buktinya sirih lebih murah di zaman dulu daripada di zaman sekarang. Hehehe. Kambing zaman dulu makan rumput masih gratis, tapi kambing zaman sekarang? Empunya kambing harus beli rumput. Hahahaha, ternyata kambing zaman sekarang banyak yang jadi majikan. Berdiri manis dikandang tunggu rumput datang. 


Kambing
"Mmm...teryata gue dijadiin bahan artikel...mbeeek!",
ujar si kambing -pake bahasa kambing-
Sumber: https://www.idjoel.com/
Mereka yang berpendapat seperti itu umumnya membandingkannya dari sisi gampang-susahnya cari penghasilan. Juga dari sisi gampang-susahnya cari jodoh. Lho kok?! Jangan kaget! Berapa banyak laki laki Zaman sekarang yang menunda menikah karena penghasilannya dua koma sepuluh. Tanggal 2 gajian, tanggal 10 pontang-panting cari pinjaman. Penghasilannya flat, segitu terus. Itulah kenyataannya. 

Banyak faktor penyebabnya sih. Tapi, ini tulisan saya ambil dari hasil pengalaman orang lain, teman, saudara dan juga saya sendiri. 

Dan ini benar dialami salah satu saudara saya. Dia menunda menikah karena penghasilannya flat dan dibawah penghasilan rata-rata. Syukurnya, akhirnya dia menikah juga diumur 35 tahun. Dengan penghasilannya yang tetap flat tapi sedikit diatas rata-rata. Bahkan ada lagi salah satu saudara yang flat penghasilannya dan "flat" juga jomblonya. Mau tahu umurnya berapa? Seumur ibu saya. Dulu dia bilang belum dikasih jodoh. Sekarang dia bilang malas cari jodoh. Mana ada yang mau sama perawan tua. Ya, memang saudara saya itu perempuan. Dari cerita ibu saya sih, dia dari mudanya memang giat bekerja. Terus dan terus bekerja, tapi hasilnya? Uang nggak ngumpul, dan jodoh nggak ngumpul. Miris memang. 

Tapi itulah kehidupan. Tapi, nggak semua lebih sulit di zaman sekarang dibanding zaman dulu. Contohnya, zaman sekarang lebih gampang kirim surat. Kirim saja via email. Zaman sekarang lebih mudah kesana-kemari. Naik angkutan umum. Boleh pilih, mau angkutan darat, laut, udara. Silahkan. Cuma ya itu tadi, semua kemudahan Zaman sekarang itu nggak semua orang bisa merasakannya. Tergantung dari penghasilannya yang flat diatas rata-rata atau tidak.

Comments

  1. titisan bang Raditya dika nih :D kambing pun jadi :D tapi keren, saya suka :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suka apanya? Kambingnya? Hehehe
      Makasih ya sudah komentar di sini.

      Delete

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan berikut berkomentarnya kamu.

Popular posts from this blog

Suatu Pekerjaan jika di Awali dari Hobi Biasanya Akan Berlanjut Menjadi Profesi

Cukur Asgar Pernah potong rambut? Pasti jawabannya,”Pernah.” Bahkan buat kaum lelaki, potong rambut adalah suatu hal yang rutin. Dimana biasanya kita memilih tempat untuk potong rambut? Biasanya para wanita lebih memilih salon daripada potong rambut ‘Asgar’. Hehehe. Nah, tulisan ini membahas sekitar potong rambut ala ‘Asgar’. Utamanya membahas seputar si tukang potong rambutnya. Ide menulis tema ‘Asgar’ ini Saya dapat dari obrolan ringan antara Saya dan seorang tukang potong rambut ‘Asgar’.

Rahim Sang Penulis

Hmmm, masih saja saya hadir di sini bertemakan tulisan artikel tentang, menulis, menulis dan ... menulis. Kenapa? Ya saja juga nggak bisa jawab! Begini, mmmm, sebentar, sebentar ... Maaf, barusan saya gosok-gosok hidung saya dulu karena gatal. (mungkin mau flu ya?). Begini, pembaca mungkin pernah memperhatikan tulisan anak-anak, atau mungkin dulu waktu kita masih sekolah ditingkat SD, tulisan kita pernah dikomentari, "Aduh, tulisan kamu bagus ya Nak." atau, "Yah Nak, tulisan kamu kok jelek ya, belajar nulis lagi ya Nak, biar bagus tulisan kamu." Sayangnya tulisan saya dari zaman SD sampai sekarang dikomentari dengan komentar mirip dengan komentar kedua. Mungkin anak-anak zaman sekarang juga masih mendapat salah satu di antara dua komentar barusan diatas. Ternyata, itu semua hanya sekadar tulisan.

Tidak Berselingkuh Terhadap Diri Sendiri

Say No? Ya! Say No!!! Ya, terlintas begitu saja, malam ini di waktu luang -sambil mendengarkan lagu favorit- saya ingin menulis, mengembangkan dari satu kata selingkuh menjadi beberapa paragraf kalimat di bawah ini. Awam dikenal bahwa kata selingkuh ini selalu berkaitan dengan hubungan lelaki-perempuan dan maklum-lah sehingga menjadikan kata selingkuh selalu melekat -jika- dua pihak itu yang berbuat.