Lintasan Waktu Berkurang?

Waktu dipahami dalam perspektif kuantitas. Orang awam seperti Saya umumnya mengetahui bahwa satuan waktu terkecil adalah detik. Dari jumlah 60 detik lalu disebut 1 menit. 60 menit disebut 1 jam. Terbetik pertanyaan dibenak Saya,"Apakah waktu bertambah? Atau justeru sebaliknya?" Jika berpatokan dari penjumlahan detik menjadi menit, lalu menit menjadi jam, secara matematik, waktu itu bertambah secara kuantitas. Dengan kata lain waktu bertambah mengembang jumlahnya dari ia mulai ada diciptakan. Tapi, benarkah?



Pertanyaan Saya mungkin dianggap sebuah pertanyaan ngelantur. Tapi ya itulah, sebuah pertanyaan terkadang timbul dari sebuah ke-ngelantur-an namun tidak sedikit dari pertanyaan sejenis itu menghasilkan sesuatu yang ilmiah. Maka, silakan lanjutkan membaca artikel ini jika Anda se-ngelantur juga seperti Saya.

Oke, melanjutkan paragraf pertama diatas. Semua pemahaman yang terbentuk selama ini dalam akal pikiran kita adalah waktu bertambah. Hal ini berdasarkan pembuktian. Tapi perlu kita ingat tentang relativitas kebenaran yang diperoleh manusia dalam zamannya selalu berubah-ubah. Teori tentang relativitas kebenaran ini juga sudah terbukti benar berulang kali dalam sejarah peradaban manusia. 

Nah, paragraf ini bagian ngelantur dari artikel ini. Coba bayangkan waktu adalah seperti garis lintasan lurus.
Lintasan Waktu
Lintasan waktu
Tentu kita semua melihat dua ujung dari garis itu. Lalu, apakah waktu dalam sejarah peradaban pernah mundur berjalan ke belakang? Jika jawabannya, belum pernah, maka dapat dipastikan bahwa justeru waktu tidak bertambah dari sejak ia diciptakan. Sebaliknya, waktu berkurang sesuai dengan tapak langkahnya dalam melintasi garis lurus itu. Ujung pertama garis lintasan itu adalah awal atau ada dan ujung garis kedua itu adalah akhir atau tiada. Memang, imajinasi ini dibutuhkan sebuah pengujian lagi. 

Dan apa yang terlihat belum tentu benar terlihat seperti apa yang dilihat.

Comments

Pos Populer