Skip to main content

Aku adalah Aku

Aku adalah aku.
Manusia bodoh yang berlagak sok pintar dengan sedikit ilmu seolah-olah mengetahui semuanya.

Aku adalah aku.
Manusia ganjil yang tak mau menggenapi.

Aku adalah aku.
Manusia hina yang memulyakan dirinya sendiri.

Aku adalah aku.
Manusia berjiwa kecil dengan jubah kebesaran materi dan kekuasaan.

Aku adalah aku.
Manusia picik yang berhias dengan kebijakan semu.

Namun Aku adalah aku. Yang mau tak mau, sudi tak sudi Niscaya tertunduk wajah di hadapan ke-AKU-an-MU.
Logo Blog Rbd Ungaran

Comments

  1. Wow. Powerful statements.

    Deretan kalimat di atas bisa untuk bahan perenungan entah berapa lama nih haha. Bagus banget bro, setiap kalimat punya makna yang dalam :)
    Aku adalah aku, yang akan selalu mengagungkan aku, dalam level rendah maupun tinggi.

    ReplyDelete
  2. Hahaha, boleh...boleh Mas arief Sigli!

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan berikut berkomentarnya kamu.

Popular posts from this blog

Suatu Pekerjaan jika di Awali dari Hobi Biasanya Akan Berlanjut Menjadi Profesi

Cukur Asgar Pernah potong rambut? Pasti jawabannya,”Pernah.” Bahkan buat kaum lelaki, potong rambut adalah suatu hal yang rutin. Dimana biasanya kita memilih tempat untuk potong rambut? Biasanya para wanita lebih memilih salon daripada potong rambut ‘Asgar’. Hehehe. Nah, tulisan ini membahas sekitar potong rambut ala ‘Asgar’. Utamanya membahas seputar si tukang potong rambutnya. Ide menulis tema ‘Asgar’ ini Saya dapat dari obrolan ringan antara Saya dan seorang tukang potong rambut ‘Asgar’.

Rahim Sang Penulis

Hmmm, masih saja saya hadir di sini bertemakan tulisan artikel tentang, menulis, menulis dan ... menulis. Kenapa? Ya saja juga nggak bisa jawab! Begini, mmmm, sebentar, sebentar ... Maaf, barusan saya gosok-gosok hidung saya dulu karena gatal. (mungkin mau flu ya?). Begini, pembaca mungkin pernah memperhatikan tulisan anak-anak, atau mungkin dulu waktu kita masih sekolah ditingkat SD, tulisan kita pernah dikomentari, "Aduh, tulisan kamu bagus ya Nak." atau, "Yah Nak, tulisan kamu kok jelek ya, belajar nulis lagi ya Nak, biar bagus tulisan kamu." Sayangnya tulisan saya dari zaman SD sampai sekarang dikomentari dengan komentar mirip dengan komentar kedua. Mungkin anak-anak zaman sekarang juga masih mendapat salah satu di antara dua komentar barusan diatas. Ternyata, itu semua hanya sekadar tulisan.

Tidak Berselingkuh Terhadap Diri Sendiri

Say No? Ya! Say No!!! Ya, terlintas begitu saja, malam ini di waktu luang -sambil mendengarkan lagu favorit- saya ingin menulis, mengembangkan dari satu kata selingkuh menjadi beberapa paragraf kalimat di bawah ini. Awam dikenal bahwa kata selingkuh ini selalu berkaitan dengan hubungan lelaki-perempuan dan maklum-lah sehingga menjadikan kata selingkuh selalu melekat -jika- dua pihak itu yang berbuat.