Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2015

Mentakziahi Alam Semesta

Ada satu budaya yang masih terjaga dan lestari dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, budaya itu adalah takziah (berkunjung kepada keluarga yang anggota keluarganya mendapat musibah kematian). Faedah dari budaya ini cukup banyak, minimal dilihat dari dua sisi. Pertama, faedah dari sisi keluarga yang dikunjungi dan faedah kedua dari sisi yang mengunjungi. Ya, meskipun sebagian orang masih ada yang belum bisa menerima dengan hati lapang dan akal yang tunduk atas benarnya kenyataan bahwa kematian adalah suatu hal yang pasti, pasti terjadi. Namun lestarinya budaya takziah ini menjadi bukti bahwa kematian adalah suatu hal yang pasti, pasti terjadi kepada siapapun dan dimanapun di kolong langit ini.

Lintasan Waktu Berkurang?

Waktu dipahami dalam perspektif kuantitas. Orang awam seperti Saya umumnya mengetahui bahwa satuan waktu terkecil adalah detik. Dari jumlah 60 detik lalu disebut 1 menit. 60 menit disebut 1 jam. Terbetik pertanyaan dibenak Saya,"Apakah waktu bertambah? Atau justeru sebaliknya?" Jika berpatokan dari penjumlahan detik menjadi menit, lalu menit menjadi jam, secara matematik, waktu itu bertambah secara kuantitas. Dengan kata lain waktu bertambah mengembang jumlahnya dari ia mulai ada diciptakan. Tapi, benarkah?

Berjalan Menuju Akhir

Kepribadian seseorang terbentuk dari bagaimana cara dia menjalani perjalanan hidupnya. Semua orang menyusuri jalan yang sama, jalan menuju akhir, tapi dari ruas jalan yang sama yang dilalui ini, menghasilkan suatu karakter kepribadian beragam. Kebahagiaan dan kesedihan adalah dua hal yang selalu mengiringi perjalanan hidup seseorang. Dua hal yang niscaya selalu ada, tapi efek peleburan dua hal itu menghasilkan sesuatu yang tak sama. Kebahagiaan dan kesedihan adalah sejatinya harmoni –yang seharusnya– menghasilkan nada-nada indah. Disinilah letak perbedaan kemampuan setiap orang dalam merangkai dua nada itu menjadi karakter lagu, laku-lampah kepribadiannya. Bukan masalah berapa banyak kuantitas dua entitas dalam satu rangkaian nada lagu dalam kehidupan. Tapi, bagaimana menata dua entitas itu menjadi harmoni berkarakter yang melekat dalam kepribadian seseorang. Orang yang mampu melakukan itu semua layak disebut sebagai "komposer", "komposer" bagi jalan kehidupannya...