Skip to main content

Berjalan Menuju Akhir

Kepribadian seseorang terbentuk dari bagaimana cara dia menjalani perjalanan hidupnya. Semua orang menyusuri jalan yang sama, jalan menuju akhir, tapi dari ruas jalan yang sama yang dilalui ini, menghasilkan suatu karakter kepribadian beragam.

Kebahagiaan dan kesedihan adalah dua hal yang selalu mengiringi perjalanan hidup seseorang. Dua hal yang niscaya selalu ada, tapi efek peleburan dua hal itu menghasilkan sesuatu yang tak sama. Kebahagiaan dan kesedihan adalah sejatinya harmoni –yang seharusnya– menghasilkan nada-nada indah. Disinilah letak perbedaan kemampuan setiap orang dalam merangkai dua nada itu menjadi karakter lagu, laku-lampah kepribadiannya. Bukan masalah berapa banyak kuantitas dua entitas dalam satu rangkaian nada lagu dalam kehidupan. Tapi, bagaimana menata dua entitas itu menjadi harmoni berkarakter yang melekat dalam kepribadian seseorang. Orang yang mampu melakukan itu semua layak disebut sebagai "komposer", "komposer" bagi jalan kehidupannya.

Lantas, timbul sebuah pertanyaan, "Bagaimana cara meraih gelar komposer itu?" Kesederhanaan ... jawabannya. Kesederhanaan adalah satu kata depan untuk mulai menyikapi kata setelahnya. Kesederhanaan menyikapi kebahagiaan. Kesederhanan menyikapi kesedihan. Seseorang tidak melulu bahagia dan seseorang tidak melulu sedih dalam perjalanan hidupnya. Seseorang yang membiasakan sederhana dalam menyikapi kebahagiaan dan kesedihan, satu waktu kemudian mampu mengharmonisasikan pengalaman-pengalaman dalam perjalanan hidupnya menjadi nada-nada indah berkarakter dan melekat dalam pribadinya. Nada-nada indah yang setia menemaninya berjalan menyusuri jalan menuju akhir.


Di ilhami dari dua pasangan tegar menyusuri jalan hidupnya.

Comments

Popular posts from this blog

Suatu Pekerjaan jika di Awali dari Hobi Biasanya Akan Berlanjut Menjadi Profesi

Cukur Asgar Pernah potong rambut? Pasti jawabannya,”Pernah.” Bahkan buat kaum lelaki, potong rambut adalah suatu hal yang rutin. Dimana biasanya kita memilih tempat untuk potong rambut? Biasanya para wanita lebih memilih salon daripada potong rambut ‘Asgar’. Hehehe. Nah, tulisan ini membahas sekitar potong rambut ala ‘Asgar’. Utamanya membahas seputar si tukang potong rambutnya. Ide menulis tema ‘Asgar’ ini Saya dapat dari obrolan ringan antara Saya dan seorang tukang potong rambut ‘Asgar’.

Rahim Sang Penulis

Hmmm, masih saja saya hadir di sini bertemakan tulisan artikel tentang, menulis, menulis dan ... menulis. Kenapa? Ya saja juga nggak bisa jawab! Begini, mmmm, sebentar, sebentar ... Maaf, barusan saya gosok-gosok hidung saya dulu karena gatal. (mungkin mau flu ya?). Begini, pembaca mungkin pernah memperhatikan tulisan anak-anak, atau mungkin dulu waktu kita masih sekolah ditingkat SD, tulisan kita pernah dikomentari, "Aduh, tulisan kamu bagus ya Nak." atau, "Yah Nak, tulisan kamu kok jelek ya, belajar nulis lagi ya Nak, biar bagus tulisan kamu." Sayangnya tulisan saya dari zaman SD sampai sekarang dikomentari dengan komentar mirip dengan komentar kedua. Mungkin anak-anak zaman sekarang juga masih mendapat salah satu di antara dua komentar barusan diatas. Ternyata, itu semua hanya sekadar tulisan.

Tidak Berselingkuh Terhadap Diri Sendiri

Say No? Ya! Say No!!! Ya, terlintas begitu saja, malam ini di waktu luang -sambil mendengarkan lagu favorit- saya ingin menulis, mengembangkan dari satu kata selingkuh menjadi beberapa paragraf kalimat di bawah ini. Awam dikenal bahwa kata selingkuh ini selalu berkaitan dengan hubungan lelaki-perempuan dan maklum-lah sehingga menjadikan kata selingkuh selalu melekat -jika- dua pihak itu yang berbuat.